Pesan 1 Timotius 6:17-19:
1. Jangan tinggi hati (6:17a) Rasul Paulus mengatakan kepada Timotius
agar mengingatkan jemaat yang kaya (baca: memiliki banyak materi) agar tidak
tinggi hati. Harta milik yang diperoleh dengan benar dan kerja keras tetaplah harus
dihayati sebagai anugerah Tuhan yang bersifat sementara sebab itu tidak perlu
disombongkan. Apalagi harta milik yang diperoleh dengan cara yang tidak benar
alias mencuri. Namun peringatan jangan tinggi hati ini tentu bukan saja kepada
orang kaya, tetapi juga kepada orang-orang miskin atau biasa-biasa.
2. Jangan berharap kepada kekayaan
(6:17b). Kekayaan materi tidak abadi. Dunia dan
jaman selalu berubah. Tidak seorang pun manusia yang dapat memiliki
segala-galanya dan selama-lamanya. Materi (uang, tanah, harta bergerak)
bertapapun permanen tetap tidak abadi. Apalagi kita manusia yang memiliki atau
menguasainya. Umur kita di dunia ini juga terbatas. Masa hidup kita di dunia
terbatas sebab itu kita disadarkan agar tidak menjadikan materi atau pemilikan
materi sebagai tujuan akhir atau nilai tertinggi dalam kehidupan ini. Materi
sungguh dibutuhkan sebagai alat, bekal dan modal, namun bukan sebagai tujuan
satu-satunya atau akhir kehidupan.
3. Berharaplah kepada Allah yang
memberi kita segala sesuatu untuk dinikmati. Allah Bapa kita tahu kebutuhan
kita dan mau mencukupkanya (Matius 6:32). Allah sangat mengasihi kita dan
memberikan kepada kita lebih daripada yang kita minta (Ef 3:20). Namun
bagaimanapun juga Allah tetap llebih berharga daripada berkat-berkatNya.
Pengorbanan AnakNya yang menebus kita dari kematian dan Roh Kudus yang
dicurahkan ke hati kita jauh lebih tinggi daripada segala karuniaNya yang lain.
Hidup dalam Kristus sungguh mulia dan tiada bandingnya. Sebab itulah
orang-orang beriman dapat sukacita sepanjang waktu. Sebab itulah kebahagiaan
kita tidak tergantung situasi dan kondisi ekonomi kita.
4. Jadilah kaya dalam kebaikan. (6:18). Kekayaan selalu diartikan kaya secara
materi. Namun Alkitab mengajak kita memahami kekayaan juga dalam bentuk lain,
yaitu dalam hal kebajikan. Itu jugalah yang dikatakan Rasul Paulus kepada
jemaat Korintus (2 Kor 9:8). Kekayaan sebab itu jangan diartikan lagi secara
sempit. Kita juga harus berusaha kaya dalam pengetahuan, pengalaman, karya dan
prestasi, hubungan atau jaringan, dan terutama dalam kebajikan.
Disini makna kekayaan sekaligus menjadi relatif. Ada orang yang
memiliki banyak materi namun selalu saja merasa sangat miskin dan kekurangan,
sebab itu sangat sulit memberi. Sebaliknya ada orang yang memiliki materi lebih
sedikit, namun merasa hidupnya sangat kaya sebab itu sangat suka memberi dan
berbagi. Selanjutnya: ada juga orang yang selalu berbagi namun malah bertambah
kaya namun ada yang menghemat secara luar biasa namun malah kekurangan.
(Amsal 11:24).
Tuhan memberi kita berbagai berkat dan mengijinkan kita
menikmatinya dengan syukur dan sukacita. Namun Tuhan juga memanggil kita
menjadi berkat bagi kehidupan bersama. Dengan kata lain harta milik tidak boleh
dimonopoli, hanya ditumpuk dan diakumlasi, sebab Tuhan juga menyuruh kita
memberi, berbagi dan berkorban bagi sesama.
5. Kebaikan adalah investasi (6:19). Dalam bagian Alkitab yang lain, terutama
kotbah Tuhan Yesus di bukit, kepada kita diajarkan agar memberi dan berbagi
tanpa pamrih. Kita haruslah belajar mengasihi dengan tulus ikhlas tanpa
mengharapkan balasan atau upah. (Matius 6:3).
Tanpa mengurangi rasa tulus dan ikhlas serta kejujuran kita
dalam memberi dan berbagi, kita baik juga menyadari bahwa tidak ada ruginya
berbuat baik. Kebaikan juga merupakan modal dan investasi masa depan. Orang
yang menabur banyak kebaikan tentulah menuai banyak kebaikan juga. (2 Kor 9:6)
Pameo Batak mengatakan: sisuan bulu do ahu umbahen na las, sisuan uhum do ahu
umbahen na horas (aku menanam bambu sekeliling kampung agar hangat, aku menanam
hukum agar sejahtera). Walaupun kita akui dalam dunia ini kadang kebaikan kita
disalahgunakan atau malah dibalas dengan keburukan.
Lebih jauh lagi kita juga disuruh untuk mengumpulkan harta abadi
di sorga dengan cara berbuat baik kepada sesama yang kecil dan lemah. (Matius
6:20). Yesus mengatakan rupanya kekayaan tidak hanya bisa dikumpulkan di dunia
melainkan juga di sorga yang tak kelihatan. Bagaimana caranya? Setialah berbuat
baik dan benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar