PESAN 1 TIMOTIUS 6: 17-19

Senin, 26 Januari 2015
Pesan 1 Timotius 6:17-19:
1.    Jangan tinggi hati (6:17a)  Rasul Paulus mengatakan kepada Timotius agar mengingatkan jemaat yang kaya (baca: memiliki banyak materi) agar tidak tinggi hati. Harta milik yang diperoleh dengan benar dan kerja keras tetaplah harus dihayati sebagai anugerah Tuhan yang bersifat sementara sebab itu tidak perlu disombongkan. Apalagi harta milik yang diperoleh dengan cara yang tidak benar alias mencuri. Namun peringatan jangan tinggi hati ini tentu bukan saja kepada orang kaya, tetapi juga kepada orang-orang miskin atau biasa-biasa.
2.    Jangan berharap kepada kekayaan (6:17b). Kekayaan materi tidak abadi. Dunia dan jaman selalu berubah. Tidak seorang pun manusia yang dapat memiliki segala-galanya dan selama-lamanya. Materi (uang, tanah, harta bergerak) bertapapun permanen tetap tidak abadi. Apalagi kita manusia yang memiliki atau menguasainya. Umur kita di dunia ini juga terbatas. Masa hidup kita di dunia terbatas sebab itu kita disadarkan agar tidak menjadikan materi atau pemilikan materi sebagai tujuan akhir atau nilai tertinggi dalam kehidupan ini. Materi sungguh dibutuhkan sebagai alat, bekal dan modal, namun bukan sebagai tujuan satu-satunya atau akhir kehidupan.
3.    Berharaplah kepada Allah yang memberi kita segala sesuatu untuk dinikmati. Allah  Bapa kita tahu kebutuhan kita dan mau mencukupkanya (Matius 6:32). Allah sangat mengasihi kita dan memberikan kepada kita lebih daripada yang kita minta (Ef 3:20). Namun bagaimanapun juga Allah tetap llebih berharga daripada berkat-berkatNya. Pengorbanan AnakNya yang menebus kita dari kematian dan Roh Kudus yang dicurahkan ke hati kita jauh lebih tinggi daripada segala karuniaNya yang lain. Hidup dalam Kristus sungguh mulia dan tiada bandingnya. Sebab itulah orang-orang beriman dapat sukacita sepanjang waktu. Sebab itulah kebahagiaan kita tidak tergantung situasi dan kondisi ekonomi kita.
4.    Jadilah kaya dalam kebaikan. (6:18). Kekayaan selalu diartikan kaya secara materi. Namun Alkitab mengajak kita memahami kekayaan juga dalam bentuk lain, yaitu dalam hal kebajikan. Itu jugalah yang dikatakan Rasul Paulus kepada jemaat Korintus (2 Kor 9:8). Kekayaan sebab itu jangan diartikan lagi secara sempit. Kita juga harus berusaha kaya dalam pengetahuan, pengalaman, karya dan prestasi, hubungan atau jaringan, dan terutama dalam kebajikan.
Disini makna kekayaan sekaligus menjadi relatif. Ada orang yang memiliki banyak materi namun selalu saja merasa sangat miskin dan kekurangan, sebab itu sangat sulit memberi. Sebaliknya ada orang yang memiliki materi lebih sedikit, namun merasa hidupnya sangat kaya sebab itu sangat suka memberi dan berbagi. Selanjutnya: ada juga orang yang selalu berbagi namun malah bertambah kaya namun ada yang menghemat secara luar biasa namun malah kekurangan.  (Amsal 11:24).
Tuhan memberi kita berbagai berkat dan mengijinkan kita menikmatinya dengan syukur dan sukacita. Namun Tuhan juga memanggil kita menjadi berkat bagi kehidupan bersama. Dengan kata lain harta milik tidak boleh dimonopoli, hanya ditumpuk dan diakumlasi, sebab Tuhan juga menyuruh kita memberi, berbagi dan berkorban bagi sesama.
5.    Kebaikan adalah investasi (6:19). Dalam bagian Alkitab yang lain, terutama kotbah Tuhan Yesus di bukit, kepada kita diajarkan agar memberi dan berbagi tanpa pamrih. Kita haruslah belajar mengasihi dengan tulus ikhlas tanpa mengharapkan balasan atau upah. (Matius 6:3).
Tanpa mengurangi rasa tulus dan ikhlas serta kejujuran kita dalam memberi dan berbagi, kita baik juga menyadari bahwa tidak ada ruginya berbuat baik. Kebaikan juga merupakan modal dan investasi masa depan. Orang yang menabur banyak kebaikan tentulah menuai banyak kebaikan juga. (2 Kor 9:6) Pameo Batak mengatakan: sisuan bulu do ahu umbahen na las, sisuan uhum do ahu umbahen na horas (aku menanam bambu sekeliling kampung agar hangat, aku menanam hukum agar sejahtera). Walaupun kita akui dalam dunia ini kadang kebaikan kita disalahgunakan atau malah dibalas dengan keburukan.

Lebih jauh lagi kita juga disuruh untuk mengumpulkan harta abadi di sorga dengan cara berbuat baik kepada sesama yang kecil dan lemah. (Matius 6:20). Yesus mengatakan rupanya kekayaan tidak hanya bisa dikumpulkan di dunia melainkan juga di sorga yang tak kelihatan. Bagaimana caranya? Setialah berbuat baik dan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar