Huldrych Zwingli lahir pada 1 Januari 1484 di Wildhaus, Swiss. Berasal dari keluarga petani, anak ketiga dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Ulrich, memainkan peranan penting di dalam komunitas (local magistrate). Pendidikan Zwingli didanai terutama oleh pamannya, Bartholomew, seorang pendeta di Weesen. Ketika berumur 10 tahun, Zwingli dikirim ke Basel untuk menjalankan pendidikan kedua. Di sana dia belajar bahasa Latin dibawah Magistrate Gregory Bunzli. Setelah tiga tahun di Basel, dia belajar dalam waktu yang singkat di Bern, dibawah seorang Humanis: Henry Wolfflin. Selama di Bern, Ordo Dominikan setempat mencoba untuk membujuk Zwingli untuk bergabung dengan mereka, namun keluarga Zwingli tidak merestui keputusan Zwingli menjadi biarawan. Karena itu, sejak 1502 Zwingli dikirim oleh keluarganya untuk belajar di Universitas Vienna dan menempuh gelar the Master of Arts pada tahun 1506. Kemudian 1518, Zwingli menjadi pendeta di Zurich dimana dia mulai mengkotbahkan ide-ide yang ingin mereformasi gereja Katolik. Pada tahun 1522, dia mengadakan penyerangan secara publik tentang kerusakan hirakri yang ada di gereja, lalu menyetujui pernikahan pendeta, dan menyerang penggunaan gambar-gambar di dalam ruang ibadah.
Setelah menempuh gelar master 29 September 1506 tersebut, Zwingli ditempatkan menjadi pendeta di kota Glarus, yang mana dia menetap selama 10 tahun di sana. Ketika ada di sana, Zwingli terlibat banyak di dalam politik. Dengan keadaan politik mengarah kepada kekacauan akibat dipengaruhi oleh Reformasi, Zwingli dengan setia dan solid berpihak kepada sisi Roma Katolik. Sebagai balasannya, Paus Julius II begitu menghormati Zwingli. Ketika perang terjadi, Zwingli yang ada di pihak Paus melihat immoralitas para tentara. Ini menjadi salah satu turning point dari cara pandang Zwingli terhadap Roma Katolik. Lalu Zwingli mengundurkan diri dari dunia politik dan memfokuskan diri di dalam aktivitas gerejawi dan studi secara personal. Pada waktu itu dia menyempurnakan pengetahuan Yunani nya, juga mempelajari Bahasa Ibrani secara serius. Perpustakaannya dipenuhi dengan tiga ratus volume buku yang memungkinkannya mempelajari buku-buku klasik, bapak-bapak gereja, dan aliran skolastik. Kemudan dia mulai mempelajari tulisan-tulisan seorang humanis terkenal: Erasmus. Zwingli memiliki kesempatan bertemu dengan Erasmus, ketika Erasmus sedang berada di Basel antara Agustus 1514 dan Mei 1516. Pertemuan tersebut memiliki pengaruh yang begitu besar dan membuat Zwingli berkotbah dibawah pengaruh pola pikir Erasmus.
Zwingli adalah seorang yang sangat disenangi dan memiliki banyak teman-teman dan murid-murid yang setia. Dia berkotbah dan berkomunikasi dengan sangat mudah kepada orang-orang awam di gerejanya. Selain terkenal sebagai seorang Bapak Reformasi Gereja yang pendiam dan tegang, image tersebut diimbangi dengan fakta bahwa dia juga merupakan seorang yang memiliki sense of humor yang luar biasa dan kemampuan dongeng yang begitu menggairahkan.
Zwingli juga sangat terkenal dengan hasratnya untuk membantu orang-orang miskin, yang mana dia percaya harus diperhatikan oleh komunitas Kristen yang sejati. Murid dan penerusnya Heinrich Bullinger menyarikan seluruh pemikiran Zwingli di dalam pengakuan yang kita kenal sebagai the Second Helvetic Confession, tahun 1566. Meskipun data riset belum begitu sempurna, namun dapat dipastikan bahwa Calvin juga dipengaruhi oleh pemikiran Zwingli.
Perbedaan utama antara Calvin dan pikiran Zwingli, yaitu mengenai Perjamuan Kudus, dapat diatasi oleh Bullinger dan Zwingli di konsensus Zurich. Zwinglian dan Calvin mendeklarasikan kepercayaan mereka tentang Perjamuan Kudus bukan sekadar simbol dari roti (pengajaran Zwingli), tetapi mereka juga menolak posisi Lutheran yang mengatakan bahwa tubuh dan darah Kristus mengelilingi, di dalam, disekitar roti dan anggur. Dengan penyesuain doktrin antara Calvin dan Zwinglian, Calvin menjadi pemimpin utama Reformasi Gereja di Swiss, bahkan kepada dunia Eropa yang lebih luas lagi. Namun harus diingat bahwa sebelum Calvin memimpin Reformasi di Swiss, tokoh utama di Swiss adalah Zwingli.
sumber:
https://reformedevangelicalyouth.wordpress.com/2014/04/18/seri-tokoh-reformasi-huldrych-zwingli/
a
a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar